Sunday, 20 March 2011

Hidung berdarah, epistaksis,epistaxis) atau mimisan

Hidung berdarah (Kedokteran: epistaksis atau Inggris: epistaxis) atau mimisan adalah satu keadaan pendarahan dari hidung yang keluar melalui lubang hidung.
Sering ditemukan sehari-hari, hampir sebagian besar dapat berhenti sendiri. Harus diingat epitaksis bukan merupakan suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari suatu kelainan.

Ada dua tipe pendarahan pada hidung:
Tipe anterior (bagian depan). Merupakan tipe yang biasa terjadi.
Tipe posterior (bagian belakang).
Dalam kasus tertentu, darah dapat berasal dari sinus dan mata. Selain itu pendarahan yang terjadi dapat masuk ke saluran pencernaan dan dapat mengakibatkan muntah.
Penyebab
Secara Umum penyebab epistaksis dibagi dua yaitu : Lokal dan Sistemik
Lokal
Penyebab lokal terutama trauma, sering karena kecelakaan lalulintas, olah raga, (seperti karena pukulan pada hidung)yang disertai patah tulang hidung(seperti pada gambar di halaman ini),mengorek hidung yang terlalu keras sehingga luka pada mukosa hidung, adanya tumor di hidung, ada benda asing (sesuatu yang masuk ke hidung) biasanya pada anak-anak, atau lintah yang masuk ke hidung, alergi dan infeksi atau peradangan hidung dan sinus (rinitis dan sinusitis)
Sistemik
Penyebab sistemik artinya penyakit yang tidak hanya terbatas pada hidung, yang sering meyebabkan mimisan adalah hipertensi, infeksi sistemik seperti penyakit demam berdarah dengue atau cikunguya, kelainan darah seperti hemofili, autoimun trombositipenic purpura.
Trauma
Perdarahan hidung dapat terjadi setelah trauma ringan, misalnya mengeluarkan ingus secara tiba-tiba dan kuat, mengorek hidung, dan trauma yang hebat seperti terpukul, jatuh atau kecelakaan. Selain itu juga dapat disebabkan oleh iritasi gas yang merangsang, benda asing di hidung dan trauma pada pembedahan.
Infeksi
Infeksi hidung dan sinus paranasal seperti rhinitis atau sinusitis juga dapat menyebabkan perdarahan hidung.
Neoplasma
Hemangioma dan karsinoma adalah yang paling sering menimbulkan gejala epitaksis.
Kongenital
Penyakit turunan yang dapat menyebabkan epitaksis adalah telengiaktasis hemoragik herediter
Penyakit kardiovaskular
Hipertensi dan kelainan pada pembuluh darah di hidung  seperti arteriosklerosis, sirosis, sifilis dan penyakit gula dapat menyebabkan terjadinya epitaksis karena pecahnya pembuluh darah.
Kelainan Darah
Trombositopenia, hemophilia, dan leukemia
Infeksi sistemik
Demam berdarah, Demam tifoid, influenza dan sakit morbili
Perubahan tekanan atmosfer
Caisson disease (pada penyelam)
Gejala dan Tanda
Perdarahan dari hidung, gejala yang lain sesuai dengan etiologi yang bersangkutan.
          
Epitaksis berat, walaupun jarang merupakan kegawatdaruratan yang dapat mengancam keselamatan jiwa pasien, bahkan dapat berakibat fatal jika tidak cepat ditolong.  Sumber perdarahan dapat berasal dari depan hidung maupun belakang hidung. Epitaksis anterior (depan) dapat berasal dari pleksus kiesselbach atau dari a. etmoid anterior. Pleksus kieselbach ini sering menjadi sumber epitaksis terutama pada anak-anak dan biasanya dapat sembuh sendiri.
Epitaksis posterior (belakang) dapat berasal dari  a. sfenopalatina dan a etmoid posterior. Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti sendiri. Sering ditemukan pada pasien  dengan hipertensi, arteriosklerosis atau pasien dengan penyakit jantung.
Beberapa pemeriksaan yang diperlukan adalah Pemeriksaan darah Lengkap dan Fungsi Hemostasis
Patofisiologi
Semua pendarahan hidung disebabkan lepasnya lapisan mukosa hidung yang mengandung banyak pembuluh darah kecil. Lepasnya mukosa akan disertai luka pada pembuluh darah yang mengakibatkan pendarahan.
Penatalaksanaan
Aliran darah akan berhenti setelah darah berhasil dibekukan dalam proses pembekuan darah. Sebuah opini medis mengatakan bahwa ketika pendarahan terjadi, lebih baik jika posisi kepala dimiringkan ke depan (posisi duduk)untuk mengalirkan darah dan mencegahnya masuk ke kerongkongan dan lambung.
Pertolongan pertama jika terjadi mimisan adalah dengan memencet hidung bagian depan selama tiga menit. Selama pemencetan sebaiknya bernafas melalui mulut. Perdarahan ringan biasanya akan berhenti dengan cara ini. Lakukan hal yang sama jika terjadi perdarahan berulang, jika tidak berhenti sebaiknya kunjungi dokter untuk bantuan.
Untuk pendarahan hidung yang kronis yang disebabkan keringnya mukosa hidung, biasanya dicegah dengan menyemprotkan salin pada hidung hingga tiga kali sehari.
Jika disebabkan tekanan, dapat digunakan kompres es untuk mengecilkan pembuluh darah (vasokonstriksi). Jika masih tidak berhasil, dapat digunakan tampon hidung. Tampon hidung dapat menghentikan pendarahan dan media ini dipasang 1-3 hari.
Tiga prinsip utama dalam menanggulangi epitaksis adalah

Menghentikan perdarahan
Mencegah komplikasi yang timbul akibat perdarahan seperti syok atau infeksi
Mencegah berulangnya epitaksis
Jika pasien dalam keadaan gawat seperti syok atau anemia lebih baik diperbaiki dulu keadaan umum pasien baru menanggulangi perdarahan dari hidung itu sendiri.
Menghentikan perdarahan
Menghentikan perdarahan secara aktif dengan menggunakan kaustik atau tampon jauh lebih efektif daripada dengan pemberian obat-obat hemostatik dan menunggu darah berhenti dengan sendirinya.  Jika pasien datang dengan perdarahan maka pasien sebaiknya diperiksa dalam keadaan duduk, jika terlalu lemah pasien dibaringkan  dengan meletakan bantal di belakang punggung pasien.
Sumber perdarahan dicari dengan bantuan alat penghisap untuk membersihkan hidung dari bekuan darah , kemudian dengan menggunakan tampon kapas yang dibasahi dengan adrenalin 1/ 10000 atau lidokain 2 % dimasukan ke dalam rongga hidung untuk menghentikan perdarahan atau mengurangi nyeri, dapat dibiarkan selama 3 -5 menit

Perdarahan Anterior
Dapat menggunakan alat kaustik nitras argenti 20-30% atau asam triklorasetat 10% atau dengan elektrokauter. Bila perdarahan masih berlangsung maka  dapat digunakan tampon anterior (kapas dibentuk  dan dibasahi dengan adrenalin +Vaseline) tampon ini dapat digunakan sampai 1-2 hari.
Perdarahan Posterior
Perdarahan biasanya lebih hebat dan lebih sukar dicari, dapat dilihat dengan menggunakan pemeriksaan rhinoskopi posterior. Untuk mengurangi perdarahan dapat digunakan tampon Beelloqk
Mencegah komplikasi, sebagai akibat dari perdarahan yang berlebihan, dapat terjadi syok atau anemia, turunya tekanan darah yang mendadak dapat menimbulkan infark serebri, insufisiensi koroner, atau infark miokard, sehingga dapat menyebabkan kematian. Dalam hal ini harus segera diberi pemasangan infus untuk membantu cairan masuk lebih cepat. Pemberian antibiotika juga dapat membantu mencegah timbulnya sinusitis, otitis media akibat pemasangan tampon.
Komplikasi
Kematian akibat pendarahan hidung adalah sesuatu yang jarang. Namun, jika disebabkan kerusakan pada arteri maksillaris dapat mengakibatkan pendarahan hebat melalui hidung dan sulit untuk disembuhkan. Tindakan pemberian tekanan, vasokonstriktor kurang efektif. Dimungkinkan penyembuhan struktur arteri maksillaris (yang dapat merusak saraf wajah) adalah solusi satu-satunya.
Pendarahan hidung dalam cerita fiksi
Pada anime dan manga Jepang, biasanya ditemukan adegan karakter mengalami pendarahan hidung, kadang-kadang disajikan dengan gaya ekstrim karena terangsang secara seksual. Ini adalah hal yang jarang terjadi di dunia nyata. Adegan ini didasarkan kisah masyarakat Jepang bahwa rangsangan seksual dapat menyebabkan hidung berdarah.
Waspadai jika mimisan disertai gejala lain seperti demam dan sakit kepala.
Sebagian besar mimisan pada anak tidak berbahaya. Jadi, tak perlu panik. Selama anak terlihat sehat dan aktif, juga tidak disertai gejala lain seperti demam, orangtua tak perlu kelewat khawatir.
Maklum saja, hidung punya banyak pembuluh darah, terutama di balik lapisan tipis cuping.
Selaput lendir dan pembuluh darah anak masih tipis dan sensitif, sehingga saat ada faktor pencetus seperti udara dingin atau trauma ringan, darah pun langsung mengucur keluar. Terjadinya pun umumnya spontan, ringan, dan mudah berhenti.
Faktor pencetus mimisan pada anak
Trauma
Seperti akibat benturan benda keras, kemasukan benda asing, atau dikorek-korek yang membuat selaput lendir dan pembuluh darah di hidung terluka dan menyebabkan perdarahan.
Penggunaan AC tidak bijak
Cara kerja AC yang menyerap uap air di udara membuat kelembapan di ruangan jauh berkurang. Ditambah, suhu yang terlalu dingin membuat udara jadi makin kering. Udara kering yang diisap anak akan membuat alat pernapasannya mengering, sehingga selaput lendirnya mudah pecah dan berdarah.
Reaksi refluks
Khusus untuk bayi, mimisan bisa terjadi karena reaksi refluks. Ini terjadi saat bayi muntah atau gumoh. Aliran balik makanan dari lambung ke mulut atau hidung dapat menyebabkan mimisan. Muntahan yang banyak mengandung zat asam itu bisa mengiritasi atau melukai hidung. Mimisan pada bayi umumnya juga sembuh sendiri dan tidak perlu penanganan khusus.
Faktor keturunan
Anak-anak tertentu lahir dengan pembuluh darah di hidung yang gampang pecah dan berdarah. Jika kelembapan udara sangat rendah seperti di negeri subtropis dan suhunya sangat dingin, maka anak-anak seperti ini umumnya tidak sehingga hidungnya terus-menerus mengeluarkan darah. Padahal, banyak anak lain yang tidak merasakan gangguan serupa.
Pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah menghentikan perdarahan tanpa bantuan obat dan alat. Cukup dengan duduk dengan posisi badan dan kepala agak maju ke depan. Lalu gunakan ibu jari dan telunjuk untuk menekan dan menutup hidung. Sedangkan mulut dibuka untuk bernapas. Lakukan selama 1-2 menit. Tak berapa lama kemudian biasanya darah langsung berhenti.
Dengan memajukan kepala berarti darah tidak akan mengalir kembali ke tenggorokan. Gunanya mencegah iritasi dan batuk, tersedak, atau muntah darah. Posisi duduk juga membuat aliran darah lebih lambat, karena posisi jantung sebagai pusat pompa darah berada di bawah hidung. Berbeda jika anak dibaringkan, karena posisi jantung berada sejajar dengan hidung, sehingga darah yang mengalir pun relatif lebih cepat.
Bila Berkepanjangan
Jika dalam waktu 15-20 menit perdarahan tidak kunjung berhenti, ulangi gerakan menutup dan menekan hidung seperti dijelaskan tadi. Segera datangi klinik dokter atau rumah sakit terdekat jika mimisan tidak berhenti. Dokter akan membantu dengan memberikan obat tetes atau obat semprot yang mampu menghambat pecahnya pembuluh darah. Bahkan, boleh jadi bagian hidung yang berdarah dibakar (dikostik) agar darah tidak terus-menerus keluar, kemudian hidung dibersihkan. Kalau tidak berhasil, dokter akan memberi tampon atau kapas dengan salep vaselin selama 1-2 hari. Fungsinya menekan dan mengistirahatkan perdarahan.
Usahakan anak tidak mengembuskan napas lewat hidung terlalu keras. Anak juga harus dijelaskan agar tidak mengorek-ngorek hidung atau bekas luka yang mengering. Tindakan itu akan menyebabkan hidung mengalami perdarahan kembali.
Jika sudah diatasi maka gangguan mimisan pun akan berhenti. Mimisan karena demam berdarah, misalnya, tentu akan hilang setelah demam berdarahnya sembuh. Demikian juga dengan mimisan karena penyakit infeksi, setelah diobati, mimisan pun segera pergi.
Gangguan mimisan umumnya berkurang sesuai dengan pertambahan usia. Semakin tambah usia, pembuluh darah dan selaput lendir di hidungnya sudah semakin kuat, hingga tak mudah berdarah.
Meski mayoritas kasus mimisan tidak berbahaya, orangtua hendaknya waspada jika frekuensi mimisan itu cukup sering, tiap 1-2 hari. Ini karena ada kemungkinan si kecil mengidap penyakit berbahaya. Penyakit seperti ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura), demam berdarah, leukemia, thalasemia berat, atau hemofilia, bisa juga menunjukkan gejala mimisan. Ini karena kadar trombosit yang rendah bisa menyebabkan perdarahan di hidung. Anak hemofilia bisa saja memiliki kadar trombosit yang normal, tapi faktor pembekuan darahnya rendah sehingga sering mengalami perdarahan. Meski kasusnya sangat jarang, anak darah tinggi dan gagal ginjal pun memiliki risiko besar mengalami mimisan. Demikian juga anak dengan riwayat hipertensi (tekanan darah tinggi).
Perhatikan gejala-gejala yang mungkin menyertai. Jika disertai demam, kemungkinan penyebabnya penyakit infeksi seperti demam berdarah. Jika disertai munculnya bercak-bercak darah kemungkinan menjurus pada leukemia atau ITP. Sedangkan pada sinusitis umumnya mimisan disertai sakit kepala.
Berbeda dari mimisan normal yang umumnya bersumber pada bagian anterior (bagian depan rongga hidung), maka mimisan yang disertai penyakit berbahaya bersumber dari bagian dalam hidung (posterior). Tak heran, darah yang keluar banyak dan sulit dihentikan.
Meskipun sangat jarang perdarahan yang banyak bisa membuat anak kekurangan darah (anemia). Bahkan, bukan tidak mungkin menyebabkannya pingsan. Untuk mengatasinya, dokter akan memberikan vitamin dan mineral. Lain hal jika anak kehilangan darah cukup banyak. Sangat mungkin dia harus menjalani transfusi
Obat-obat yang dapat menyebabkan mimisan
Penggunaan obat-obat tertentu pun bisa menyebabkan mimisan. Obat antipanas yang mengandung acetyl salicylic acid, misalnya, pada beberapa anak bisa menyebabkan mimisan.
Dr Widodo Judarwanto SpA
KORAN INDONESIA SEHAT
Sumber

No comments:

Post a Comment